
50 Tahun PDI Perjuangan Selainnya Megawati Ini Beberapa tokoh Pendiri PDIP Kwik Semakin Gie sampai Eros Djarot
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan alias PDIP barusan rayakan hari ulang tahun atau HUT PDIP ke-50 pada 10 Januari 2023 kemarin. Partainya Megawati Soekarnoputri ini bercikal-bakal dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dibangun Sukarno alias Bung Karno pada 4 Juli 1927 lalu.
Ingin Ulangi Sukses Anies Baswedan 2017 PKS Bidik Mardani dan Marullah Matali di Pilgub DKI
Sesudah Soeharto naik takhta jadi Presiden, ia menginginkan mekanisme multipartai dihapus. PNI selanjutnya menyatukan diri jadi satu partai bersama Partai Permufakatan Rakyat Banyak, Ikatan Simpatisan Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan Partai Katolik.
Partai hasil fusi ini selanjutnya memberikan nama diri sebagai Partai Demokrasi Indonesia. Hari peleburan, yaitu 10 Januari 1973 diikuti sebagai peristiwa kelahiran. Walau jadi satu, tetapi terjadi perselisihan di badan partai. Partai ini selanjutnya diembel-embeli kata “Perjuangan” oleh Megawati supaya bisa turut Pemilu 1999.
Berikut sejumlah figur pendiri PDI Perjuangan, diambil dari beragam sumber.
1. Kwik Semakin Gie
Kwik Semakin Gie ialah seorang pakar ekonomi dan politisi Indonesia kelahiran 11 Januari 1935. Kwik bisa dikatakan sebagai salah satunya pendiri PDIP. Ia pernah duduk di Tubuh Riset dan Peningkatan (Balitbang) sekalian menjadi satu diantara Ketua DPP PDI.
Walau sekarang Kwik tidak turut serta PDIP kembali, dahulu ia dekat sama Megawati. Bahkan juga, saat putri Sukarno itu akan ditendang dari PDI oleh pemerintah, waktu itu pemerintahan Soeharto memang menambahi masalah partai-partai, Kwik stabil bela dan memberikan dukungan Megawati.
Robohnya Orde Baru Soeharto dan berdirinya zaman Reformasi jadi kebangunan untuk PDI. Sesudah molting bernama baru PDI Perjuangan, Megawati dan teman-teman memperoleh ruangan gerak lebih bebas. Bahkan juga Kwik meluncur ke Senayan sebagai anggota DPR RI.
Tetapi Kwik Semakin Gie terlihat menjaduh dari PDIP, bahkan juga pada Pemilihan presiden 2019 lalu, Kwik berseberangan dari PDIP dengan jadi penasihat capres Prabowo Subianto musuh Jokowi waktu itu.
2. Sabam Sirait
Sabam Sirait sebagai satu diantara sebagian orang pendiri PDIP. Figur kelahiran Tanjungbalai, Sumatera Utara, 13 Oktober 1936, ini aktif di perpolitikan semenjak medio 1960-an. Dia sempat jadi petinggi Sekretaris Jenderal Parkindo masa 1963-1967 dan sah jadi sekjen pada 1967-1973.
Saat beberapa partai lakukan penyatuan pada 1973 jadi PDI, Sabam ikut turut serta sebagai faksi Parkindo. Di PDI Sabat memegang sebagai sekjen partai sepanjang tiga masa dari 1973 sampai 1986. Ia turut serta membangun PDIP pada September 1998. Selanjutnya, mulai sejak itu Sabam jadi Anggota Dewan Pemikiran Pusat (Deperpu) PDIP sampai 2008.
Sabam Sirait wafat di umur 85 tahun pada Rabu, 29 September 2021 kemarin. Ia mengembuskan napas terakhir kalinya di RS Siloam Karawaci. Meskipun begitu, faksi keluarga tidak menerangkan selanjutnya pemicu meninggalnya.
3. Sophan Sophiaan
Santun Sophiaan ialah seorang artis, sutradara, produser dan politisi Indonesia turunan Makassar, Sulawesi Selatan. Ia lahir di 26 April 1944. Sesudah banyak beraksi di dunia perfilman, Sophan masuk ke pentas politik. Sophan bisa dikatakan sebagai salah satunya pendiri PDIP. Ia sudah jadi anggota fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat pada periode Orde Baru yaitu 1992-1997.
Ia masih tetap aktif saat PDI beralih menjadi PDIP dan jadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Pembicaraan Rakyat RI. Salah satunya manuver populernya ialah saat memundurkan diri dari DPR di awal 2002.
Sophan Sophiaan wafat pada Sabtu, 17 Mei 2008 karena jatuh dari motor Harley-Davidson yang dikendarainya. Saat itulah ikuti acara turing Lajur Merah Putih 2008, pimpin konvoi melalui Ngawi, Jawa Timur ke arah Kota Yogyakarta. Kecelakaan itu membuat kakinya patah. Saat diperjalanan ke arah rumah sakit, Sophan wafat.
4. Eros Djarot
Soegeng Rahardjo Djarot ataupun lebih dikenali dengan Eros Djarot sebagai sutradara, penulis lagu, penulis scenario dan politisi Indonesia. Ia ialah adik dari artis, sutradara dan penulis scenario Indonesia, Slamet Rahardjo Djarot sekalian ayah dari artis Indonesia, Banyu Biru Djarot. Pria berkumis kelahiran Rangkasbitung, 22 Juli 1950 ini sebagai pendiri Litbang PDIP.
Jalinan baik itu selanjutnya renggang. Eros Djarot pergi dari PDIP. Dia membangun Partai Nasionalisme Bung Karno dan sebagai ketua biasanya. Pada Pemilu 2004, Eros ajak rakyat supaya tidak pilih Partai Golkar dalam Pemilu 2004, karena Besar sudah divonis tiga tahun penjara karena kasus korupsi Bulog Rp 40 miliar. Eros mengatakan pada rakyat supaya tidak pilih Megawati Soekarnoputri Ketua Umum DPP PDI Perjuangan sebagai presiden ke-2 kali masa 2004-2009.
Eros Djarot menjelaskan harusnya Besar punyai rasa malu pada khalayak susul vonis itu, dengan memundurkan diri dari Ketua DPR, karena ini tersangkut kepribadian. “Jika tidak mundur, yang berkaitan benar-benar tidak berakhlak,” kata Eros, Kamis 12 September 2003. Hal keadaan politik dan ekonomi negara sekarang ini, Eros Djarot memperjelas Megawati tidak pantas kembali pimpin pemerintah republik ini. “Cuma orang edan saja yang inginkan Megawati kembali pimpin negara ini,” katanya, waktu itu.